SEJARAH BERDIRINYA
MI ISTIQOMAH SAMBAS
“Istiqomah Sambas” adalah sebuah
yayasan yang didirikan pada tanggal 12
Oktober 1999 oleh Bapak H. Suchari Adi Mulyono (Alm.) beserta keluarganya.
Yayasan ini berdiri karena rasa keprihatinan yang mendalam terhadap moral
generasi masa depan yang semakin jauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam.
Selain itu tantangan arus globalisasi yang semakin pesat menuntut umat Islam
untuk dapat menyesuaikan diri dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Atas dasar keprihatinan tersebut
maka Bapak H. Suchari Adi Mulyono (Alm.) beserta keluarganya merasa terpanggil
hati nuraninya untuk berpartisipasi dalam memajukan umat Islam dengan
mendirikan sebuah Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan
keagamaan.
Sambas adalah kependekan dari nama “Suchari
Adi Mulyono Banyumas Asli”. Beliau adalah sosok pengusaha yang ulet dan
tangguh serta senantiasa mengedepankan nilai-nilai Islam dalam menjalankan
segala aktifitas kehidupannya. Karirnya yang demikian bagus betul-betul
merupakan jerih payah yang dibinanya dari bawah. Berawal dari berjualan tahu
kemudian jualan rambut, sopir oplet, pedagang bulu untuk sutle cock, rice
mill/penggilingan padi, kontraktor, toko mas dan beberapa usaha lain yang
banyak ragamnya. Beliau adalah figur manusia amal yang tidak menyukai banyak diplomasi
tapi lebih mengedepankan amaliah dalam dalam mewujudkan karya nyata.
Ditengah
kesibukan usahanya beliau senantiasa meluangkan waktu untuk mengisi rohaninya dengan kegiatan-kegiatan
keagamaan seperti menghadiri majlis-majlis ta’lim maupun mengundang ulama atau kyai secara khusus untuk
membimbing beliau dan keluarganya. Bertolak dari hikmah yang didapat dari
kegiatannya tersebut beliau ingin menanamkan infestasi berdimensi ukhrawi
yang bermanfaat bagi umat Islam dan juga mendatangkan pahala secara terus
menerus hingga yaumil qiyamah.
Gagasan awal yang timbul
setelah mendirikan yayasan, beliau
bermaksud mendirikan Pesantren Modern yang berkualitas. Usaha awal untuk
mewujudkan gagasan tersebut dengan mengadakan study banding ke beberapa
pesantren baik salaf maupun modern yang terpandang
di negeri ini. Dari hasil study banding ke beberapa pesantren beliau
berkesimpulan bahwa apabila mendirikan pesantren dalam tempo yang singkat akan
menemui beberapa kendala antara lain : Pengadaan para tenaga pengelola
pesantren khususnya kiai yang kharismatik dan para ustadz /ustadzah. Kendala
lain yang dihadapi ialah penyediaan sarana dan prasarana yang sangat beragam
seperti masjid, asrama dan berbagai kelengkapan lainnya.
Setelah mempertimbangkan
kendala yang ada beliau melakukan konsultasi dengan para Kyai /Ulama dan para
tokoh pendidikan serta para tokoh masyarakat, maka munculah gagasan baru yang
tidak kalah baiknya dengan pesantren yaitu sebuah lembaga pendidikan formal
yang unggul, Islami dan modern.
Setelah berkeinginan
mendirikan sekolah/madrasah yang unggul akhirnya beliau dan para keluarga
kembali melakukan study banding ke beberapa sekolah unggulan. Hasil yang
diperoleh dari study banding tersebut beliau tertarik dengan MIN I Malang Jawa Timur dan SD Muhammadiyah
Sapen Yogyakarta.
Perkembangan lebih
lanjut menghasilkan hubungan silaturrahim antara Yayasan Istiqomah Sambas
dengan kedua lembaga pendidikan tersebut. Pada tanggal 8 Maret 2000 diadakan
musyawarah bersama antara Yayasan Istiqomah Sambas dengan Keluarga Besar SD
Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.
Dari hasil musyawarah tersebut
disepakati beberapa hal antara lain :
1. Kedua belah
pihak sepakat untuk bekerjasama mendirikan sekolah/madrasah.
2. Menyepakati pembagian
tugas, yaitu Yayasan Istiqomah Sambas bertanggung
jawab terhadap sarana dan prasarananya kemudian SD Muhammadiyah Sapen
Yogyakarta bertanggung jawab tentang pendidikannya.
jawab terhadap sarana dan prasarananya kemudian SD Muhammadiyah Sapen
Yogyakarta bertanggung jawab tentang pendidikannya.
3. Menyetujui
peresmian sekolah pada bulan Juli 2000.
4. Menyusun
perencanaan langkah-langkah selanjutnya.
Dalam
musyawarah tersebut sempat terjadi sesuatu yang sangat mengharukan seluruh
peserta yang hadir, karena Bapak H. Suchari Adi Mulyono sempat menangis ketika
memohon kesediaan pihak Keluarga Besar SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta dan
seluruh keluarganya serta para pengurus
yang ada di Yayasan Istiqomah Sambas untuk mewujudkan kehendak beliau
tentang pendirian sekolah secepat mungkin.
Hal ini beliau tekankan
karena dalam musyawarah tersebut sempat muncul kesepakatan awal bahwa sekolah akan
dibuka satu tahun kemudian yakni tahun
2001. Beliau sangat khawatir apabila dibuka tahun 2001 dirinya tidak sempat
menyaksikan dimulainya proses pelayanan pendidikan di sekolah / madrasah
tersebut. Beliau juga sangat rindu ingin
segera menyaksikan para peserta didik belajar di sekolah yang dirintisnya.
Melihat kesungguhan niat beliau, maka seluruh peserta yang hadir sepakat
membuka secara resmi pada tiga bulan kemudian yakni pada bulan Juli tahun 2000.
Setelah empat hari dari
rapat yang monumental tersebut
yakni pada tanggal 12 Maret 2000 Bapak
H. Suchari Adi Mulyono mendapatkan anugerah sakit dari Allah SWT, kemudian
beliau dibawa ke Rumah Sakit Islam Jakarta, setelah mendapatkan perawatan
selama 1 bulan tepatnya pada hari Rabu tanggal
12 April 2000 pukul 06.00 WIB beliau dipanggil oleh Allah SWT. Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun,
ternyata apa yang menjadi kekhawatiran beliau tentang penundaan pembukaan
pelayanan pendidikan pada sekolah yang dirintisnya betul-betul merupakan
firasat bahwa tidak lama lagi beliau akan pulang ke rahmatullah.
Setelah beliau wafat
akhirnya amanah untuk mewujudkan
cita-cita beliau khususnya dalam mengembangkan yayasan dilanjutkan oleh istri beliau Ibu Hj. Iftitah
Suchari Adi Mulyono beserta putra-putri dan seluruh keluarganya. Sedangkan yang
ditunjuk sebagai ketua Yayasan adalah putra sulung beliau yaitu Bapak H. Eling
Purwoko.
Pendidrian MI Istiqomah Sambas
Sebagai tindak lanjut dari hasil
keputusan rapat tanggal 8 Maret 2000, tentang kerjasama antara Yayasan
Istiqomah Sambas dengan Keluarga Besar SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, maka
pada tanggal 8 April 2000 utusan dari Yayasan Istiqomah Sambas yang diwakili
oleh Bapak Toha Adam, S.Pd, Bapak Drs.
H. Khulaimi dan Bapak Drs. HM. Wahyudhiana kembali mengadakan musyawarah di SD
Muhammadiyah Sapen guna membicarakan beberapa hal, yang pada akhirnya
disepakati :
1. Sekolah yang
didirikan adalah berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berada
dibawah naungan Departemen Agama.
dibawah naungan Departemen Agama.
2. Menyepakati
Bapak H. Sutrisno sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Istiqomah
Sambas.
Sambas.
3. Menunjuk 3
(tiga) orang guru senior dari SD Muhammadiyah Sapen untuk di
tugaskan ke Madrasah Ibtidaiyah Istiqomah Sambas ( Bp.Ikhwandi Arifin, S.Ag,
Ibu Wahyuti, Spd dan Ibu Atik Hidayati, S.Pd ).
tugaskan ke Madrasah Ibtidaiyah Istiqomah Sambas ( Bp.Ikhwandi Arifin, S.Ag,
Ibu Wahyuti, Spd dan Ibu Atik Hidayati, S.Pd ).
4. Mengagendakan
rencana sosialisasi dan penerimaan peserta didik baru.
Setelah ada
beberapa kesepakatan tersebut diatas, maka pada tanggal 20 April 2000 MI.
Istiqomah Sambas resmi tercatat di kantor Departemen Agama Purbalingga status
Terdaftar dengan Nomor Statistik Madrasah : 112330305189.
Kemudian
pada tanggal 6 Juni 2000 diadakan sosialisasi di Gedung Graha Sarwa Guna Purbalingga
dengan mengundang para tokoh agama, para pakar pendidikan, para calon orang
tua/wali murid, calon peserta didik serta beberapa tokoh masyarakat.
Pada tanggal
28 Juni 2000 Madrasah Ibtidaiyah Istiqomah Sambas dibuka secara resmi oleh
Bupati Purbalingga Bapak Drs. Triono Budisasongko, M.Si. dengan memperoleh
peserta didik 164 anak.
Pada
perkembangan awal untuk meningkatkan kompetensinya para calon guru MI Istiqomah
Sambas, setelah dinyatakan lolos seleksi sanantiasa dimagangkan ke SD
Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Demikian pula guru yang dikirimkan dari SD
Muhammadiyah Sapen dilakukan pergantian yakni pada periode berikutnya ditugaskan
Bapak Nur Cholis, S.Pd dan Ibu Esti Ismaryati, S.Pd.
Kesungguhan
MI Istiqomah Sambas dalam mengemban amanah dibidang pendidikan ternyata
mendapat sambutan positif dari masyarakat sehingga prestasi demi prestasi baik
akademik maupun non akademik dapat di raih. Saat ini Peserta didik MI Istiqomah
Sambas sejumlah 1.085 anak yang dikelola oleh 54 orang guru dan 20 orang
karyawan.
Dalam
perkembangannya lembaga pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Istiqomah Sambas
Purbalingga saat ini meliputi Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ), Madrasah
Ibtidaiyah, SMP , Pesantren, dan Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur'an.
Pendirinya masih hidup ngawurr
BalasHapusMasa pake Alm